Athena – PIP: Aliansi “Freedom Flotilla 2”
menegaskan tidak takut dengan ancaman Zionis yang akan melakukan
serangan lebih keras dari yang dilakukan terhadap armada pertama setahun
lalu. Aliansi menegaskan bahwa armada kebebasan 2 akan berlayat menuju
Jalur Gaza pada waktunya yang telah ditentukan pada Mei mendatang.
Dalam pernyataannya usai
pertemuan di Athena, Yunani, Aliansi menyatakan bahwa pemerintah Zionis
Israel melakukan kampanye provokatif terhadap para penyelenggaran armada
kebebasan dan menggunakan bahasa ancaman militer, sama seperti yang
dilakukan terhadap armada kebebasan pertama, yang mengakibatkan 9
relawan Turki gugur dan puluhan lainnya terluka. “Kami tidak takut
ancaman Israel. Kami akan terus melanjutkan perjalanan sesuai rencana.
Pelayaran akan dilakukan ke Jalur Gaza pada pertengan Mei mendatang,”
ungkap Aliansi dalam pernyataannya.
Aliansi meminta Uni Eropa dan
semua pemerintah yang warganya ikut dalam armada kebebasan kedua ini,
yang jumlahnya mencapai 1000 relawan dari sekitar 50 negara, agar
memberikan perlindungan kepada mereka dari setiap serangan Israel.
Terutama di tengah sejumlah sekenario ancaman yang dibuat Israel, di
antaranya adalah pembunuhan para relawan dan penggunaan kapal perang
Israel yang membawa rudal dalam penyerangan terhadap armada ini.
Aliansi mengatakan, “Kami
menyerukan masyarakat internasional dan PBB agar tidak tunduk pda
ancaman Israel. ancaman Israel terhadap armada kebebasan tidak hanya di
saja saja, namun juga terhadap relawan yang ikut serta di dalam armada
ini di negara mereka.” Karena itu pemerintah yang warganya ikut dalam
armada ini sudah seharusnya memberikan perlindungan kepada warganya yang
menjadi relawan freedom flotilla.
Dijadwalkan Aliansi Freedom
Flotilla akan berkumpul pada 10 Mei mendatang sebelum berangkat menuju
Jalur Gaza bersama dengan para anggota parlemen Eropa dan anggota di PBB
dan lembaga-lembaga internasional lainnya. Dalam pertemuan tersebut
akan dijelaskan tujuan damai dari armada ini, yaitu memberikan bantuan
kemanusiaan kepada satu tengah juta manusia yang terkurung selama kurang
lebih lima tahun berturut-turut di Jalur Gaza, dalam upaya untuk
membebaskan blokade yang melanggar hukum internasional.
0 komentar:
Posting Komentar